Sabtu, 04-10-2025
  • Selamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 Selaawi
  • Selamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 SelaawiSelamat datang di Website SMPN 2 Selaawi

Urgensi Literasi Keuangan di Sekolah: Menyiapkan Generasi yang Cerdas Finansial

Diterbitkan : Rabu, 17 September 2025

Pendidikan di sekolah sering kali fokus pada mata pelajaran akademis seperti matematika, sains, dan bahasa. Namun, satu aspek penting yang kerap terabaikan adalah literasi keuangan. Padahal, data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia masih rendah, meski inklusi keuangannya meningkat. Ini menimbulkan paradoks: banyak orang punya akses ke produk keuangan, tapi minim pemahaman tentang cara mengelola uang dengan bijak.

Inilah mengapa literasi keuangan harus menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan, bukan sekadar ekstrakurikuler. Bayangkan jika sejak di bangku SMP, siswa sudah diajarkan tentang perbedaan antara menabung dan berinvestasi, cara membuat anggaran pribadi, risiko utang, dan pentingnya asuransi. Pengetahuan ini jauh lebih relevan untuk kehidupan sehari-hari mereka daripada sekadar menghafal rumus-rumus yang jarang digunakan.

Program pendidikan literasi keuangan dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sudah ada, misalnya dalam pelajaran ekonomi atau matematika. Guru bisa membuat proyek-proyek praktis, seperti simulasi pengelolaan keuangan dalam sebuah bisnis kecil-kecilan. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung mempraktikkannya. Mendidik siswa untuk menjadi pribadi yang cerdas finansial adalah investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa. Ini adalah langkah konkret untuk mengurangi jerat pinjaman online ilegal dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dari tingkat individu.

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan